pivot62.com – Dua insiden pendaratan darurat terjadi baru-baru ini, menyangkut dua maskapai besar, Korean Air dan Malaysia Airlines, yang terjadi dalam rentang waktu yang singkat.
Pada tanggal 22 Juni, pesawat Boeing 737 Max 8 milik Korean Air mengalami masalah serius selama penerbangan dari Korea ke Taiwan. Berdasarkan laporan dari Yonhap dan Korea JoongAng Daily, pesawat tersebut mengalami penurunan mendadak dari ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) hanya dalam waktu 15 menit, sehingga 17 penumpang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Masalah ini, yang berakar pada sistem tekanan udara, memaksa penerbangan KE189 untuk kembali ke Bandara Incheon hanya 50 menit setelah lepas landas. Insiden ini merupakan salah satu dari beberapa masalah yang telah dihadapi oleh maskapai tersebut tahun ini, termasuk sebuah insiden di mana pesawat mereka bersentuhan dengan pesawat Cathay Pacific Airways di Bandara New Chitose di Hokkaido, Jepang.
Model pesawat yang terlibat, Boeing 737 Max 8, dikenal karena riwayat masalah keamanannya yang telah menyebabkan larangan terbang global selama lebih dari satu setengah tahun.
Insiden Penerbangan Malaysia Airlines
Tak lama setelah insiden Korean Air, pada tanggal 25 Juni 2024, Malaysia Airlines mengalami masalah pada penerbangan MH780 yang terbang dari Kuala Lumpur ke Bangkok dengan menggunakan Airbus A330-200. Pesawat ini mengalami masalah tekanan udara yang mendorong pilot untuk melakukan pendaratan darurat. Menurut laporan dari Free Malaysia Today, pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur pada pukul 20.18, setelah melakukan penurunan darurat tanpa memerlukan penggunaan masker oksigen oleh penumpang.
Insiden ini menambah deretan kejadian darurat yang telah melibatkan maskapai tersebut, termasuk insiden pada bulan Maret di mana sebuah pesawat Qantas mengalami masalah mesin yang menghasilkan suara ledakan keras saat mendekati Bandara Perth.
Kedua kejadian tersebut menyoroti pentingnya pemeliharaan yang ketat dan pengawasan terhadap armada pesawat dalam industri penerbangan. Masalah keamanan berulang, terutama pada model pesawat tertentu, menunjukkan kebutuhan mendesak untuk tindakan pencegahan dan peningkatan standar keselamatan guna memastikan keamanan penerbangan secara global. Saat ini, kedua maskapai tersebut sedang menjalani penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi penyebab masalah dan menentukan langkah-langkah pencegahan di masa depan.