Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan selaput tebal di tenggorokan dan saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan kesulitan bernapas, dan dalam kasus yang serius, gagal jantung dan kerusakan saraf. Dengan vaksinasi yang luas, insiden difteri telah menurun secara signifikan di banyak bagian dunia. Namun, difteri masih menjadi ancaman di negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah. Artikel ini akan membahas tentang difteri dan upaya pemberantasannya.

Mengenal Difteri:

Difteri terutama menyebar melalui droplet pernapasan dari batuk atau bersin individu yang terinfeksi. Bisa juga menyebar melalui kontak dengan luka atau barang pribadi seseorang yang terinfeksi.

Gejala Difteri:

  • Sakit tenggorokan dan kesulitan menelan.
  • Demam rendah.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
  • Kelemahan.
  • Selaput tebal abu-abu di tenggorokan dan amandel.

Upaya Pemberantasan Difteri:

  1. Vaksinasi:
    • Vaksinasi adalah alat paling efektif dalam pemberantasan difteri. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) diberikan pada anak-anak sebagai bagian dari jadwal imunisasi rutin.
    • Vaksinasi booster disarankan bagi orang dewasa, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi terpapar.
  2. Edukasi Kesehatan Publik:
    • Peningkatan kesadaran tentang pentingnya imunisasi rutin.
    • Informasi tentang gejala difteri dan pentingnya mencari perawatan medis segera.
  3. Pengawasan dan Pelaporan Kasus:
    • Peningkatan sistem surveilans kesehatan untuk mendeteksi dan melaporkan kasus difteri dengan cepat.
  4. Kesiapsiagaan dan Respons Terhadap Wabah:
    • Menyiapkan protokol untuk respons cepat jika terjadi wabah, termasuk penyediaan vaksin dan antitoksin.
  5. Penanganan dan Isolasi Kasus:
    • Pengobatan pasien dengan antitoksin difteri dan antibiotik.
    • Isolasi pasien untuk mencegah penyebaran penyakit.
  6. Peningkatan Akses ke Layanan Kesehatan:
    • Memastikan bahwa layanan vaksinasi mudah diakses di daerah terpencil dan komunitas yang kurang terlayani.
  7. Kerjasama Internasional:
    • Kolaborasi antar negara melalui organisasi kesehatan dunia untuk mencegah penyebaran lintas batas.

Difteri adalah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Upaya pemberantasannya memerlukan kolaborasi yang kuat antara masyarakat, profesional kesehatan, dan pemerintah untuk memastikan cakupan imunisasi yang tinggi dan sistem surveilans yang efektif. Edukasi dan akses layanan kesehatan yang baik adalah kunci dalam mencegah dan mengendalikan penyakit ini. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan komitmen terhadap program imunisasi, kita dapat berusaha menuju eliminasi difteri sebagai ancaman kesehatan publik.