PIVOT62.COM – Kejang pada anak-anak adalah kondisi yang sering membuat orang tua cemas dan khawatir. Kejang adalah manifestasi fisik dari aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Meskipun kejang dapat terlihat menakutkan, banyak penyebabnya yang tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab kejang pada anak, faktor risiko, dan pendekatan yang dianjurkan untuk penanganannya.

Penyebab Umum Kejang pada Anak:

  1. Demam Tinggi (Febrile Seizures):
    • Kejang demam adalah penyebab umum kejang pada anak-anak antara usia 6 bulan dan 5 tahun. Kejang ini sering terjadi ketika demam naik dengan cepat.
  2. Epilepsi:
    • Epilepsi adalah gangguan saraf kronis di mana aktivitas listrik otak menjadi abnormal, menyebabkan kejang berulang tanpa ada penyebab demam atau segera.
  3. Infeksi Otak:
    • Meningitis atau ensefalitis, yang merupakan infeksi pada otak atau lapisan otak, dapat menyebabkan kejang.
  4. Cedera Kepala:
    • Kejang dapat terjadi setelah cedera kepala yang serius, seperti yang mungkin terjadi pada kecelakaan atau jatuh.
  5. Kekurangan Elektrolit:
    • Ketidakseimbangan elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, atau magnesium dapat menyebabkan kejang.
  6. Hipoglikemia:
    • Kadar gula darah yang sangat rendah (hipoglikemia) bisa menjadi pemicu kejang pada anak-anak.
  7. Penyakit Metabolik:
    • Gangguan metabolisme yang langka atau penyakit genetik dapat menyebabkan kejang sebagai salah satu gejalanya.
  8. Pengaruh Racun:
    • Paparan zat beracun atau overdosis obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan anak mengalami kejang.
  9. Kelainan Pembuluh Darah Otak:
    • Abnormalitas dalam pembuluh darah otak, seperti malformasi arteriovena, bisa menyebabkan kejang.
  10. Neurocutaneous Syndromes:
    • Beberapa sindrom yang mempengaruhi kulit dan sistem saraf, seperti neurofibromatosis atau tuberous sclerosis, dapat menyebabkan kejang.

Faktor Risiko Kejang pada Anak:

  • Riwayat Keluarga:
    • Adanya riwayat kejang atau epilepsi dalam keluarga bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami kejang.
  • Prematuritas:
    • Anak yang lahir prematur atau dengan berat lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami kejang.
  • Kelainan Perkembangan:
    • Anak-anak dengan kelainan perkembangan otak atau kondisi neurologis lainnya sering lebih rentan terhadap kejang.

Pendekatan Penanganan Kejang pada Anak:

  • Pengenalan Awal dan Penilaian Medis:
    • Penting untuk mengenali tanda-tanda awal kejang dan mendapatkan penilaian medis yang tepat untuk menentukan penyebab dan pengobatan yang sesuai.
  • Pengelolaan Demam:
    • Untuk kejang demam, mengelola suhu tubuh anak dengan obat penurun panas dan metode penyejukan fisik bisa membantu.
  • Pengobatan Epilepsi:
    • Jika anak didiagnosis dengan epilepsi, dokter mungkin akan meresepkan obat anti-kejang untuk mengontrol episode kejang.
  • Edukasi dan Dukungan:
    • Memberi tahu orang tua dan pengasuh tentang cara merespons kejang dengan benar dan menyediakan dukungan emosional sangat penting.
  • Pengaturan Gaya Hidup:
    • Memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidur yang cukup, dan menghindari pemicu kejang adalah bagian dari pengelolaan jangka panjang.

Kejang pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan kondisi, mulai dari demam tinggi hingga gangguan neurologis yang lebih serius. Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab dan faktor risiko yang terkait dengan kejang, serta tahu bagaimana merespons dengan tepat jika kejang terjadi. Dengan pendekatan yang terinformasi, dukungan medis yang tepat, dan pengelolaan yang hati-hati, banyak anak dengan kejang dapat menjalani kehidupan yang penuh dan sehat. Apabila anak mengalami kejang, konsultasi dengan dokter anak adalah langkah penting untuk menentukan penyebabnya dan menyusun rencana perawatan yang sesuai.